Malam perlahan
menggelar tirai kelamnya. Meski begitu, aktifitas hari itu masih tersisa. Di
ujung keramaian pesta demokrasi yang tepat berada di depan rumah, tiba-tiba menjadi
semakin ramai oleh teriakan histeris anak perempun kecil. Sontak seorang ibu
yang sedang menggendong sembari menyuapi bayinya didalam rumah tergopoh-gopoh
mencari sumber teriakan anak perempuan kecil yang sangat dia kenal suaranya.
Sejurus mata ibu menatap kehadiran anak perempuan kecil itu seraya bergumam
masih tak mengerti dengan yang terjadi, “tak
ada yang salah dan kurang dengannya, kenapa dia menangis histeris begitu
keras?”
Beberapa detik
kemudian seorang wanita paruh baya datang dengan membopong anak kecil seraya
menangis dan berteriak memanggil-manggil sebuah nama. Entah nama siapa yang
dipanggil wanita paruh baya yang setiap harinya dipanggil cucu-cucunya dengan
panggilan “abuk”, Ibu itu tak menghiraukan semuanya. Yang ada dan sangat terasa
membetot segala fokus pikirannya adalah rasa remuk redam dan luluh lantah dalam
hatinya begitu dia tahu yang dibopong abuk dari jalanan adalah anak laki-laki
sulungnya yang meraung kesakitan. Terlihat pula olehnya suami, bapak dari
anak-anaknya menyongsong abuk dengan gupuh dari arah samping rumah. “Kak
Nadzim!!” pekik sang ibu dengan memecahnya tangis.
Puluhan orang
menjejali teras rumah. Ada seorang lelaki paruh baya yang terlihat begitu gugup
dan merasa bersalah menyebabkan anak laki-laki kecil itu luka. Ada yang mencoba memberikan pertolongan, ada
yang mencoba menenangkan anak perempuan kecil yang tak berhenti menangis karena
tak tega melihat kakaknya kesakitan. Ada orang yang sekadar penasaran ingin
melihat apa yang terjadi. Malam yang tak sepi itu, benar-benar semakin ramai
seramai rasa pedihnya sang ibu melihat anaknya berteriak kesakitan.
Selalu seperti yang
dulu-dulu. Ketika anak-anaknya kesakitan sang ibu yang semakin mengerti dengan
apa yang terjadi, tak berani mendekat. Sang ibu didalam rumah hanya melihat dari
kejauhan anak lelakinya yang kesakitan di pangkuan abuk. Sang ibu sesegukan menangis
meratapi apa yang telah terjadi pada anaknya sembari berjalan kesana kemari
kebingungan didalam rumah dengan masih menggendong bayi laki-laki yang tadinya
tengah ia suapi. Sang Ibu kian merutuki dirinya sendiri, menyalahkan dirinya
sendiri, “Seandainya aku tak sedang menyuapi bayiku, Seandainya aku
mengawasi anak laki-laki sulungku dan yang lainnya. Seandainya aku tak lena dalam menjagamu, anakku…. Mungkin
kecelakaan itu tak akan terjadi!!”
Waktu yang perlahan
merayap, mengajari sang ibu tentang arti kekuatan. Kekuatan untuk mengenyahkan
rasa “tak tega”. Kekuatan untuk mendekati anak laki-lakinya dan kekuatan untuk
menguatkan anak laki-lakinya yang tengah sakit. Akhirnya sang ibu benar
mendekat, nanar melihat bilur luka anak laki-lakinya mesti luka itu tak banyak.
Sesak dan pedih larut dalam tangis anaknya, sang ibu turut merasakan kesakitan
anak laki-lakinya walau ternyata tak begitu seberapa. kesakitan anaknya tetaplah sakit. Anaknya
hanyalah anak kecil yang harusnya tak merasakan kesakitan itu jika saja dia tak
lena menjaganya… “kak nadzimku… sabarlah sayang dalam cobaanmu! Mama turut
merasakan sakit itu bahkan lebih pedih karena bercampur biluh penyesalan mama. Maafkan mama yang telah lena menjagamu… mama
bukanlah mama yang sempurna… mama hanyalah manusia biasa yang serba berbatas,
ingin merengkuh dalam mata pengawasan di setiap inci lakumu namun apalah
daya!!”
“anakku… andai kau
mau mendengar mama untuk tidak bermain di jalan! Andai kau mau mendengar
perintah abuk untuk berhenti menyeberang karena ada motor melintas! Andai kau
mau mendengar teguran para tetangga untuk tidak bercanda di jalan!! ach… kau
tetaplah anak kecil!! Mungkin masih terlalu kecil untuk memaknai segala maksud
larangan-larangan orang dewasa!! Dengan senyum dan tawa kau abaikan semua,
sehingga kejadian itu terjadi. Kau menabrak motor yang melintas pelan.
Pengendara dan motornya pun terjatuh, alhamdulillah tak jatuh ke arahmu
tersungkur hingga lukamu tak seberapa. Hanya kaget yang membuat ritme tangismu
mengencang!!”
“Anakku… mama
tahu kau di seusiamu bukanlah pendengar yang baik yang selalu mendengarkan dan
menuruti apa yang kau dengar!! Tetapi kau adalah peniru hebat terhadap apa yang
kau lihat!! Sering apa yang mama katakan, kau tirukan dan balik kau tujukan
mama…! Sering kau marah begitu mendapatkan sesuatu yang tak sesuai dengan
inginmu…!”
“anakku…
mengingat sakitmu!! Mama ingin putar kembali waktu dan tetap mama rengkuh kau
dalam dekapan mama dan takkan mama lepas meski kau menangis dan mengatakan mama
nakal!”
“anakku… dengan
adanya cobaan ini, kau bisa sedikit mengerti bahwa bermain di jalan berbahaya!!
Sungguh bukan dengan alasan ini lantas
mama menyalahkanmu karena kau tak mengindahkan segala yang kau dengar. Tetap…
ini adalah kesalahan mama yang lena dalam menjagamu… maafkan mama, anakku!!
Semoga kau dan mama dapat belajar untuk sedikitmenjadi lebih baik lagi! Sholih-lah kau dan
adik-adikmu, kelak. Hingga dapat -Mendem Jeru dan Mikul Dhuwur- orang tua dan orang di sekitarmu. Dan doakan
pula mama kian bisa menjadi mama yang terbaik untuk kau, anak-anakku dan Istri
sholihah untuk Bapakmu ” Amin.
Maafin Mama ya, kak!!! |
In this fashion my friend Wesley Virgin's adventure starts in this SHOCKING and controversial video.
BalasHapusWesley was in the military-and shortly after leaving-he revealed hidden, "mind control" secrets that the government and others used to get anything they want.
These are the exact same tactics many famous people (especially those who "come out of nowhere") and top business people used to become rich and successful.
You've heard that you only use 10% of your brain.
That's because the majority of your brainpower is UNTAPPED.
Perhaps that expression has even taken place INSIDE OF YOUR own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about 7 years back, while driving an unregistered, beat-up bucket of a car with a suspended license and with $3 on his banking card.
"I'm absolutely frustrated with going through life paycheck to paycheck! Why can't I turn myself successful?"
You've taken part in those conversations, am I right?
Your very own success story is waiting to start. You just have to take a leap of faith in YOURSELF.
Watch Wesley Virgin's Video Now!
Titanium - Stainless Steel - TiNAC on the tin
BalasHapusTitanium titanium tubing is a solid titanium hair trimmer as seen on tv titanium oxide structure that is ideal titanium necklace for welding applications, especially in iron ore and titanium eyeglass frames steel titanium necklace ore types.TiNAC® is one of the leading